“Saya senang sekali kriteria yang ditetapkan tim penilai yang menyebut empat kategori penerima anugerah ini yaitu inidividu seniman dan kritikus seni, grup seniman/kolektif yang bekerja untuk seni rupa, institusi,dan event seni rupa yang semuanya berperan memberi nilai tambah terhadap perkembangan seni rupa di Indonesia.
Setidaknya dalam tiga tahun terkahir ini, saya mencatat perkembangan seni rupa kita bukan hanya tumbuh di lingkup nasional, tetapi juga memperoleh apresiasi dan perhatian publik internasional. Kami percaya, gen manusia Indonesia adalah gen manusia kreatif,“ kata Mari Elka Pangestu, Menteri Parekraf saat memberikan pidato penghargaan kepada 15 individu, grup seniman, institusi, dan event seni rupa di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Parekraf Jakarta. Selain piagam, serta tropi, semua penerima penghargaan memperoleh uang apreasiasi senilai Rp 25 juta.
Anugerah tahunan yang diberikan sejak 2013 itu (tahun lalu hanya dua penerima), diseleksi dari lebih 140 individu dan puluhan institusi serta event kesenian yang disaring oleh lima tim penilai yaitu Agus Dermawan T, Aminuddin TH Siregar (Ucok), Farah Wardani, I Gede Ardika, dan Watie Moerani Santoso.
Ke-15 penerima penghargaan itu adalah institusi Bentara Budaya (Hariadi Saptono-Jakarta), Rumah Seni Cemeti (Mella Jaarsma-Yogyakarta), dan Selasar Sunaryo Art Space (Sunaryo, Bandung). Agung Ray Museum of Art (ARMA) (Agung Ray-Bali).Sedangkan kategori kelompok/grup yang memperoleh anugerah adalah Kelompok Seni Rupa Jendela (Jumaldi Alfi-Yogyakarta), dan Ruang Rupa (Ade Darmawan-Jakarta). Sedangkan event seni rupa adalah ArtJog(Satriagama Rakanseta-Yogyakarta), Inacraf (Rudi Lengkong-Jakarta), serta Pasar Seni ITB (AD Pirous-Bandung). Selanjutnya individu seniman/kritikus seni rupa adalah FX Harsono, F Widayanto, Carla Bianpoen, Bambang Bujono (semua di Jakarta), Tisna Sanjaya (Bandung), serta Heri Dono (Yogyakarta).